MENGATASI PERMASALAHAN KETIDAKADILAN DAN KETIMPANGAN EKONOMI

Oleh: Ust. Agung Riyardi (ISTAC Jakarta)

 

Semua ideologi menghadapi permasalahan ketimpangan ekonomi, yaitu ketimpangan harta antara kaya dan miskin.  Selain itu, semua ideologi juga mensikapi permasalahan ketidakadilan ekonomi dan ketimpangan ekonomi.  Tulisan ini menunjukan permasalahan ketimpangan ekonomi pada semua ideologi dan menunjukan pensikapan yang dilakukan atas ketidakadilan ekonomi dan ketimpangan ekonomi.  Hasilnya adalah ketimpangan ekonomi yang terjadi pada ideologi Islam tidak menjadi permasalahan serius disebabkan ideologi Islam mengatasi permasalahan ketidakadilan ekonomi dan ketimpangan ekonomi dengan serius. Baca lebih lanjut

SENGKARUT BPJS

 

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba. Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan Sosial yang ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT. Askes Indonesia menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenaga kerjaan PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek menjadi BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan Baca lebih lanjut

MEWASPADAI JEBAKAN KAMUFLASE IDOLA BARU

Ketika kita melihat program-program televisi akhir-akhir ini kita dapat melihat berbagai macam program pencarian bakat dengan berbagai macam konsepnya. Ada yang namanya Indonesian Idol, Indonesia Mencari Bakat, The X Factor, dan The Voice Indonesia. Berbagai macam program itu semuanya menawarkan seseorang untuk menjadi seorang idola atau paling tidak mendukung salah satu peserta untuk mereka idolakan. Disadari atau tidak bahwa keberadaan program-program pencarian bakat menjadi sebuah fenomena yang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Suka atau tidak bahwa antusiasme seseorang untuk menjadi seorang idola maupun mengidolakan seseorang dalam program entertainment saat ini adalah sebuah hal nyata. Yang patut kita pahami secara mendalam bagi seorang muslim adalah apakah idola-idola yang ada pantas dijadikan idola? sudahkah kita menemukan idola sesungguhnya?

Baca lebih lanjut

JAMINAN HALAL BUKAN HANYA DENGAN LABELISASI

 halal

Majelis Ulama Indonesia (MUI) belakangan ini menjadi sorotan karena dinilai tidak transparan soal sertifikasi halal. Bahkan monopoli sertifikasi halal yang selama ini dipegang MUI dianggap telah meresahkan masyarakat, Anggota Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily mengatakan, “Pembuatan sertifikasi halal oleh MUI ini semakin hari semakin meresahkan umat, dikarenakan ketidakjelasan prosedur pengajuan dalam pembuatan sertifikasi halal tersebut” (http://www.merdeka.com). Majalah Tempo juga mengkritik MUI, melalui edisi 22 Februari-02 Maret 2014, Tempo memuat tulisan berjudul “ASTAGA! LABEL HALAL”, dengan cover berilustrasikan kaleng bergambar babi disertai logo halal MUI. Tidak cukup di situ, Tempo juga menuding bahwa MUI telah menerima dana 78 juta dollar Australia atau setara dengan Rp 820 miliar dari Australia Halal Food Services (AHFS). Baca lebih lanjut

SOLUSI KEMISKINAN! HARUSKAH DENGAN PROGRAM KB ?

kb

Program Keluarga Berencana memang banyak terinspirasi dari Teori Malthus yang menyatakan bahwa pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur (1,2,4,8 dst) sementara persediaan bahan makanan menurut deret hitung (1,2,3,4 dst). Artinya, bahwa populasi manusia bertambah lebih cepat daripada produksi makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan sia-sia. Untuk itu dilakukan pengendalian jumlah penduduk.

BagaimanaIslam memandang tentang hukum KB baik dengan menggunakan vasektomi dan tubektomi, dan alat KB yang lain? Dan benarkah jika kesejahteraan masyarakat bergantung pada sedikit atau banyaknya jumlah penduduk? Baca lebih lanjut